Makalah
Ilmiah
MENGUKUR TINGKAT
MINAT SISWA SLTP
TERHADAP PEMBELAJARAN
KIMIA
DI SEKOLAH
Tugas Akhir Semester Pertama
Oleh :
SRI INDAH DEWI SARTIKAWATI
1005025009
PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
2010
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan faktor yang
sangat strategis dan substansial dalam upaya untuk meningkatkan kualitas Sumber
Daya Manusia (SDM) sehingga kehidupan yang cerdas, damai, terbuka, dan
demokratis, serta kesejahteraan dapat tercapai. Oleh karena itu, berbagai upaya
ditempuh sebagai harapan bagi pembaruan paradigma pendidikan di Indonesia
yang bermutu. Peningkatan kualitas pendidikan dilakukan secara bertahap dan
berkesinambungan pada berbagai komponen pendidikan, terutama dalam peningkata
materi pembelajaran ilmu sains.
Salah satu cabang ilmu sains adalah
ilmu kimia. Effendy (2006: 1) mendefinisikan ilmu kimia sebagai: "Chemistry
is a branch of science which deals with the properties of matter, structure of
matter, changes in matter, the laws and principles describing these changes,
and the concept and theories that interpret them". Yang artinya “Ilmu
kimia adalah suatu cabang yang ilmu pengetahuan berhadapan dengan kekayaan
perihal, struktur perihal, ber;ubah berarti, hukum dan menguraikan prinsip
perubahan ini, dan konsep dan teori yang menginterpretasikannya” Materi pembelajaran
kimia telah sangat dikenal di kalangan SLTA, dan untuk dikalangan SLTP sendiri
kimia merupakan suatu hal yang asing bagi mereka. Di tempat mereka belajar (terutama di lingkungan sekolah) masih belum menerapkan materi ini, sekalipun
ada, pelajaran kimia ini diberikan hanya pada sekolah-sekolah tertentu yang
telah menerapkan dan memasukan meteri belajar kimia di sekolah mereka
masing-masing. Materi kimia untuk
tingkat SLTP memang belum dimasukkan ke dalam kurikulum pendidikan nasional.
Materi- materi kimia sering di presentasikan untuk di perkenalkan kepada siswa
SLTP oleh sebagiaan kalangan kecil saja. Akan tetapi perkenalan dan mempelajari
ilmu kimia sangatlah penting, sehubung dengan semakin banyaknya makanan,
minuman, obat-obatan, kosmetik dan segala macam peralatan yang sering digunakan
dalam kehidupan sehari-hari rata- rata
menggunakan bahan-bahan kimia, bahkan
bahan yang digunakan untuk membungkus makanan dan minuman instanpun merupakan
bahan-bahan kimia.
Kebanyakan cara berpikir siswa
selalu menganggap bahwa kecenderungan proses belajar kimia
hanya terfokus dalam kemampuan untuk menghafal saja, tetapi kenyataannya mereka
tidak memahami secara mendalam substansi materinya, padahal ilmu kimia slalu
berada disekitar kehidupan kita sehari-hari, kebenyakan dari kalanganpelajar
tidah tahu bagaimana menghubungkan
antara apa yang dipelajari dengan kehidupan nyata, dan bagaimana memanfaatkan
pengetahuan untuk menunjang kehidupannya.
Kalangan
pelajar SLTP sendiri masih banyak yang menganggap bahwa dengan adanya materi
pembelajaran kimia akan membebani mereka, karena adanya tambahan mata pelajaran
untuk mereka, selain itu mereka belum pernah mendapatkan materi kimia di
sekolah- sekolah dasar mereka sebelumnya, berbeda dengan materi ilmu sains lainnya
seperti biologi dan fisika, mereka telah mendapatkan materi dasar di SD mereka
sebelumnya.
B. Permasalahan
Berdasarkan
tema dari penelitian ini yang menjadi pokok
permasalahannya adalah “Bagaimanakah minat siswa SLTP terhadap pembelajaran
ilmu kimia di sekolah mereka”
C. Tujuan
Penelitian
ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui seberapa besar minat belajar siswa
SLTP terhadap pemberian materi ilmu
kimia di sekolah mereka.
D. Manfaat
Manfaat
yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Menambah
pengetahuan kepada siswa SLTP tentang pentingnya
ilmu kimia dalam penerapan kehidupan sehari-hari,
2. Memperkenalkan
siswa kepada pentingnya ilmu kimia untuk mengantisisipasi dan menjaga diri dari
meluapnya produk kimia yang tersebar luas di masyarakat
3. Memberikan
motifasi belajar kepada siswa bahwa pembelajaran ilmu kimia yang diberikan di
sekolah sangat berdampak dalam kehidupan nyata.
E.
Sistematika
Penyajian
Dalam
menguraikan makalah penelitian ini, mengenai pembahasan dan batas ruang
lingkupnya maka, susunan makalah ini yaitu pada Bab I (Pendahuluan), yang
berisikan tentang latar belakang, permasalahan, tujuan, manfaat,dan sistematika
penyajian. Bab II (Dasar Teori), yang berisikan tentang pengertian ilmu kimia, materi pembelajaran kimia untuk
SLTP, pengertian minat, pengertian belajar, pengertian minat belajar, dan
faktor yang mempengaruhi minat belajar. Bab III (Metode
Penelitian), yang berisikan tentang waktu dan tempat penelitian, teknik
pengambilan sampel, dan metode penelitan. Bab IV (Analisis Pembahasan), yang
berisikan tetang data analisis dan pembahasan. Bab V (Penutup), yang berisikan
kesimpulan dan saran. Dan untuk yang adalah terakhir Daftar Pustaka.
BAB II
DASAR TEORI
A. Pengertian Ilmu
Kimia
Kimia (dari bahasa Arab كيمياء
"seni transformasi" dan bahasa Yunani χημεία khemeia
"alkimia") adalah ilmu yang mempelajari mengenai komposisi dan sifat
zat atau materi dari skala atom hingga molekul serta perubahan atau
transformasi serta interaksi mereka untuk membentuk materi yang ditemukan
sehari-hari. Kimia juga mempelajari pemahaman sifat dan interaksi atom individu
dengan tujuan untuk menerapkan pengetahuan tersebut pada tingkat makroskopik.
Menurut kimia modern, sifat fisik materi umumnya ditentukan oleh struktur pada
tingkat atom yang pada gilirannya ditentukan oleh gaya antaratom. Kimia sering
disebut sebagai "ilmu pusat" karena menghubungkan berbagai ilmu lain,
seperti fisika ilmu bahan, nanoteknologi, biologi,
farmasi,
kedokteran,
bioinformatika, dan geologi Koneksi ini timbul melalui berbagai subdisiplin
yang memanfaatkan konsep-konsep dari berbagai disiplin ilmu. Sebagai contoh, kimia
fisik melibatkan penerapan prinsip-prinsip fisika terhadap materi pada
tingkat atom
dan molekul.
Kimia
berhubungan dengan interaksi materi yang dapat melibatkan dua zat atau antara
materi dan energi, terutama dalam hubungannya dengan hukum pertama
termodinamika.
Kimia tradisional melibatkan interaksi antara zat kimia dalam reaksi kimia, yang mengubah satu atau lebih zat menjadi satu atau lebih
zat lain. Kadang reaksi ini digerakkan oleh pertimbangan entalpi, seperti ketika dua zat berentalpi tinggi seperti hidrogen
dan oksigen elemental bereaksi membentuk air, zat dengan entalpi lebih rendah.
Reaksi kimia dapat difasilitasi dengan suatu katalis, yang umumnya merupakan zat kimia lain yang terlibat dalam
media reaksi tapi tidak dikonsumsi (contohnya adalah asam sulfat yang mengkatalisasi elektrolisis air) atau fenomena immaterial (seperti radiasi
elektromagnet
dalam reaksi fotokimia). Kimia tradisional juga menangani analisis zat kimia, baik di dalam maupun di luar suatu reaksi,
seperti dalam spektroskopi.
Semua
materi normal terdiri dari atom atau komponen-komponen subatom yang membentuk atom; proton, elektron, dan neutron. Atom dapat dikombinasikan untuk menghasilkan bentuk materi
yang lebih kompleks seperti ion, molekul, atau kristal. Struktur dunia yang kita jalani sehari-hari dan sifat
materi yang berinteraksi dengan kita ditentukan oleh sifat zat-zat kimia dan
interaksi antar mereka. Baja lebih keras dari besi karena atom-atomnya terikat dalam struktur kristal yang lebih kaku. Kayu terbakar atau mengalami oksidasi cepat karena ia dapat bereaksi secara spontan dengan oksigen pada suatu reaksi kimia jika berada di atas suatu suhu
tertentu.
Zat
cenderung diklasifikasikan berdasarkan energi, fase, atau komposisi kimianya.
Materi dapat digolongkan dalam 4 fase, urutan dari yang memiliki energi paling
rendah adalah padat, cair, gas, dan plasma. Dari keempat jenis fase ini, fase plasma hanya dapat
ditemui di luar angkasa yang berupa bintang, karena kebutuhan energinya yang teramat besar. Zat padat
memiliki struktur tetap pada suhu kamar yang dapat melawan gravitasi atau gaya lemah lain yang mencoba merubahnya. Zat cair memiliki ikatan yang terbatas, tanpa struktur, dan akan mengalir bersama
gravitasi. Gas tidak memiliki ikatan dan bertindak sebagai partikel bebas.
Sementara itu, plasma hanya terdiri dari ion-ion yang bergerak bebas; pasokan
energi yang berlebih mencegah ion-ion ini bersatu menjadi partikel unsur. Satu
cara untuk membedakan ketiga fase pertama adalah dengan volume dan bentuknya:
kasarnya, zat padat memeliki volume dan bentuk yang tetap, zat cair memiliki
volume tetap tapi tanpa bentuk yang tetap, sedangkan gas tidak memiliki baik
volume ataupun bentuk yang tetap.
Ilmuwan yang mempelajari kimia sering disebut kimiawan. Sebagian besar kimiawan melakukan spesialisasi dalam satu
atau lebih subdisiplin. Kimia yang diajarkan pada sekolah menengah sering
disebut "kimia umum" dan ditujukan sebagai pengantar terhadap banyak
konsep-konsep dasar dan untuk memberikan pelajar alat untuk melanjutkan ke
subjek lanjutannya. Banyak konsep yang dipresentasikan pada tingkat ini sering
dianggap tak lengkap dan tidak akurat secara teknis. Walaupun demikian, hal
tersebut merupakan alat yang luar biasa. Kimiawan secara reguler menggunakan
alat dan penjelasan yang sederhana dan elegan ini dalam karya mereka, karena
terbukti mampu secara akurat membuat model reaktivitas kimia yang sangat
bervariasi.
B. Materi Pembelajaran Kimia Untuk
SLTP
Mata
pelajaran kimia telah diterapkan di beberapa sekolah dan telah dirancang
sebagai mata pelajaran pokok ini terbukti dengan terbitnya buku kimia untuk SMP
oleh beberapa penerbit. Pertama kali buku kimia untuk SMP ini di terbitkan pada
tahun 2004, yang kemudian mengalami revisi pada saat pergantian kurikulum, dari
kurikulum 2004 ke kurikulum KTSP 2006.
Berikut
ini adalah materi pembelajaran kimia SMP untuk kelas VII dan VIII pada kurikulum 2004:
@ Materi Kelas VII
1. Pengenalan ilmi kimia berisikan
tentang
a.
Pengertian
dan ruang lingkup ilmu kimia
b.
Metode
ilmiah
c.
Melakukan
eksperimen
2. Bahan kimia di rumah
a.
Pembersih
b.
Pemutih
c.
Pewangi
d.
Insektisida
3. Wujud gas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar