Sabtu, 14 April 2012

MAKALAH BAHASA INDONESIA


Makalah Ilmiah
MENGUKUR TINGKAT MINAT SISWA SLTP
TERHADAP PEMBELAJARAN KIMIA
DI SEKOLAH 
Tugas Akhir Semester Pertama
Oleh :
SRI INDAH DEWI SARTIKAWATI
1005025009


PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
2010


BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Pendidikan merupakan faktor yang sangat strategis dan substansial dalam upaya untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) sehingga kehidupan yang cerdas, damai, terbuka, dan demokratis, serta kesejahteraan dapat tercapai. Oleh karena itu, berbagai upaya ditempuh sebagai  harapan bagi pembaruan paradigma pendidikan di Indonesia yang bermutu. Peningkatan kualitas pendidikan dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan pada berbagai komponen pendidikan, terutama dalam peningkata materi pembelajaran ilmu sains.
Salah satu cabang ilmu sains adalah ilmu kimia. Effendy (2006: 1) mendefinisikan ilmu kimia sebagai: "Chemistry is a branch of science which deals with the properties of matter, structure of matter, changes in matter, the laws and principles describing these changes, and the concept and theories that interpret them".  Yang artinya “Ilmu kimia adalah suatu cabang yang ilmu pengetahuan berhadapan dengan kekayaan perihal, struktur perihal, ber;ubah berarti, hukum dan menguraikan prinsip perubahan ini, dan konsep dan teori yang menginterpretasikannya” Materi pembelajaran kimia telah sangat dikenal di kalangan SLTA, dan untuk dikalangan SLTP sendiri kimia merupakan suatu hal yang asing bagi mereka. Di tempat mereka belajar  (terutama di lingkungan sekolah)  masih belum menerapkan materi ini, sekalipun ada, pelajaran kimia ini diberikan hanya pada sekolah-sekolah tertentu yang telah menerapkan dan memasukan meteri belajar kimia di sekolah mereka masing-masing.  Materi kimia untuk tingkat SLTP memang belum dimasukkan ke dalam kurikulum pendidikan nasional. Materi- materi kimia sering di presentasikan untuk di perkenalkan kepada siswa SLTP oleh sebagiaan kalangan kecil saja. Akan tetapi perkenalan dan mempelajari ilmu kimia sangatlah penting, sehubung dengan semakin banyaknya makanan, minuman, obat-obatan, kosmetik dan segala macam peralatan yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari  rata- rata menggunakan  bahan-bahan kimia, bahkan bahan yang digunakan untuk membungkus makanan dan minuman instanpun merupakan bahan-bahan kimia.
Kebanyakan cara berpikir siswa selalu menganggap bahwa  kecenderungan proses belajar kimia hanya terfokus dalam kemampuan untuk menghafal saja, tetapi kenyataannya mereka tidak memahami secara mendalam substansi materinya, padahal ilmu kimia slalu berada disekitar kehidupan kita sehari-hari, kebenyakan dari kalanganpelajar tidah tahu  bagaimana menghubungkan antara apa yang dipelajari dengan kehidupan nyata, dan bagaimana memanfaatkan pengetahuan untuk menunjang kehidupannya.
Kalangan pelajar SLTP sendiri masih banyak yang menganggap bahwa dengan adanya materi pembelajaran kimia akan membebani mereka, karena adanya tambahan mata pelajaran untuk mereka, selain itu mereka belum pernah mendapatkan materi kimia di sekolah- sekolah dasar mereka sebelumnya,  berbeda dengan materi ilmu sains lainnya seperti biologi dan fisika, mereka telah mendapatkan materi dasar di SD mereka sebelumnya.

B.  Permasalahan
Berdasarkan tema dari penelitian ini yang menjadi  pokok permasalahannya adalah “Bagaimanakah minat siswa SLTP terhadap pembelajaran ilmu kimia di sekolah mereka”

C.  Tujuan
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui seberapa besar minat belajar siswa SLTP terhadap  pemberian materi ilmu kimia di sekolah mereka. 

D.  Manfaat
Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.      Menambah pengetahuan  kepada siswa SLTP tentang pentingnya ilmu kimia dalam penerapan kehidupan sehari-hari,
2.      Memperkenalkan siswa kepada pentingnya ilmu kimia untuk mengantisisipasi dan menjaga diri dari meluapnya produk kimia yang tersebar luas di masyarakat
3.      Memberikan motifasi belajar kepada siswa bahwa pembelajaran ilmu kimia yang diberikan di sekolah sangat berdampak dalam kehidupan nyata.

E.   Sistematika Penyajian
Dalam menguraikan makalah penelitian ini, mengenai pembahasan dan batas ruang lingkupnya maka, susunan makalah ini yaitu pada Bab I (Pendahuluan), yang berisikan tentang latar belakang, permasalahan, tujuan, manfaat,dan sistematika penyajian. Bab II (Dasar Teori), yang berisikan tentang pengertian ilmu kimia, materi pembelajaran kimia untuk SLTP, pengertian minat, pengertian belajar, pengertian minat belajar, dan faktor yang mempengaruhi minat belajar. Bab III (Metode Penelitian), yang berisikan tentang waktu dan tempat penelitian, teknik pengambilan sampel, dan metode penelitan. Bab IV (Analisis Pembahasan), yang berisikan tetang data analisis dan pembahasan. Bab V (Penutup), yang berisikan kesimpulan dan saran. Dan untuk yang adalah terakhir Daftar Pustaka.



BAB II
DASAR TEORI
A. Pengertian Ilmu Kimia
Kimia (dari bahasa Arab كيمياء "seni transformasi" dan bahasa Yunani χημεία khemeia "alkimia") adalah ilmu yang mempelajari mengenai komposisi dan sifat zat atau materi dari skala atom hingga molekul serta perubahan atau transformasi serta interaksi mereka untuk membentuk materi yang ditemukan sehari-hari. Kimia juga mempelajari pemahaman sifat dan interaksi atom individu dengan tujuan untuk menerapkan pengetahuan tersebut pada tingkat makroskopik. Menurut kimia modern, sifat fisik materi umumnya ditentukan oleh struktur pada tingkat atom yang pada gilirannya ditentukan oleh gaya antaratom. Kimia sering disebut sebagai "ilmu pusat" karena menghubungkan berbagai ilmu lain, seperti fisika ilmu bahan, nanoteknologi, biologi, farmasi, kedokteran, bioinformatika, dan geologi Koneksi ini timbul melalui berbagai subdisiplin yang memanfaatkan konsep-konsep dari berbagai disiplin ilmu. Sebagai contoh, kimia fisik melibatkan penerapan prinsip-prinsip fisika terhadap materi pada tingkat atom dan molekul.
Kimia berhubungan dengan interaksi materi yang dapat melibatkan dua zat atau antara materi dan energi, terutama dalam hubungannya dengan hukum pertama termodinamika. Kimia tradisional melibatkan interaksi antara zat kimia dalam reaksi kimia, yang mengubah satu atau lebih zat menjadi satu atau lebih zat lain. Kadang reaksi ini digerakkan oleh pertimbangan entalpi, seperti ketika dua zat berentalpi tinggi seperti hidrogen dan oksigen elemental bereaksi membentuk air, zat dengan entalpi lebih rendah. Reaksi kimia dapat difasilitasi dengan suatu katalis, yang umumnya merupakan zat kimia lain yang terlibat dalam media reaksi tapi tidak dikonsumsi (contohnya adalah asam sulfat yang mengkatalisasi elektrolisis air) atau fenomena immaterial (seperti radiasi elektromagnet dalam reaksi fotokimia). Kimia tradisional juga menangani analisis zat kimia, baik di dalam maupun di luar suatu reaksi, seperti dalam spektroskopi.
Semua materi normal terdiri dari atom atau komponen-komponen subatom yang membentuk atom; proton, elektron, dan neutron. Atom dapat dikombinasikan untuk menghasilkan bentuk materi yang lebih kompleks seperti ion, molekul, atau kristal. Struktur dunia yang kita jalani sehari-hari dan sifat materi yang berinteraksi dengan kita ditentukan oleh sifat zat-zat kimia dan interaksi antar mereka. Baja lebih keras dari besi karena atom-atomnya terikat dalam struktur kristal yang lebih kaku. Kayu terbakar atau mengalami oksidasi cepat karena ia dapat bereaksi secara spontan dengan oksigen pada suatu reaksi kimia jika berada di atas suatu suhu tertentu.
Zat cenderung diklasifikasikan berdasarkan energi, fase, atau komposisi kimianya. Materi dapat digolongkan dalam 4 fase, urutan dari yang memiliki energi paling rendah adalah padat, cair, gas, dan plasma. Dari keempat jenis fase ini, fase plasma hanya dapat ditemui di luar angkasa yang berupa bintang, karena kebutuhan energinya yang teramat besar. Zat padat memiliki struktur tetap pada suhu kamar yang dapat melawan gravitasi atau gaya lemah lain yang mencoba merubahnya. Zat cair memiliki ikatan yang terbatas, tanpa struktur, dan akan mengalir bersama gravitasi. Gas tidak memiliki ikatan dan bertindak sebagai partikel bebas. Sementara itu, plasma hanya terdiri dari ion-ion yang bergerak bebas; pasokan energi yang berlebih mencegah ion-ion ini bersatu menjadi partikel unsur. Satu cara untuk membedakan ketiga fase pertama adalah dengan volume dan bentuknya: kasarnya, zat padat memeliki volume dan bentuk yang tetap, zat cair memiliki volume tetap tapi tanpa bentuk yang tetap, sedangkan gas tidak memiliki baik volume ataupun bentuk yang tetap.
Ilmuwan yang mempelajari kimia sering disebut kimiawan. Sebagian besar kimiawan melakukan spesialisasi dalam satu atau lebih subdisiplin. Kimia yang diajarkan pada sekolah menengah sering disebut "kimia umum" dan ditujukan sebagai pengantar terhadap banyak konsep-konsep dasar dan untuk memberikan pelajar alat untuk melanjutkan ke subjek lanjutannya. Banyak konsep yang dipresentasikan pada tingkat ini sering dianggap tak lengkap dan tidak akurat secara teknis. Walaupun demikian, hal tersebut merupakan alat yang luar biasa. Kimiawan secara reguler menggunakan alat dan penjelasan yang sederhana dan elegan ini dalam karya mereka, karena terbukti mampu secara akurat membuat model reaktivitas kimia yang sangat bervariasi.
B. Materi Pembelajaran Kimia Untuk SLTP
Mata pelajaran kimia telah diterapkan di beberapa sekolah dan telah dirancang sebagai mata pelajaran pokok ini terbukti dengan terbitnya buku kimia untuk SMP oleh beberapa penerbit. Pertama kali buku kimia untuk SMP ini di terbitkan pada tahun 2004, yang kemudian mengalami revisi pada saat pergantian kurikulum, dari kurikulum 2004 ke kurikulum KTSP 2006.
Berikut ini adalah materi pembelajaran kimia SMP untuk kelas VII dan VIII  pada kurikulum 2004:
@ Materi Kelas VII
1.      Pengenalan ilmi kimia berisikan tentang
a.       Pengertian dan ruang lingkup ilmu kimia
b.      Metode ilmiah
c.       Melakukan eksperimen
2.      Bahan kimia di rumah
a.       Pembersih
b.      Pemutih
c.       Pewangi
d.      Insektisida
3.      Wujud gas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar